SISTEM EFI ( ELECTRIC FULL
INJECTION)
Pembelajaran Dalam Program Studi
Keahlian Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Persyaratan Penilaian Dalam Pembelajaran Produktif Otomotif
Di Susun oleh:
Nama : Ayu Nur Aisyah
NIS : 4973
SMK N 2 SRAGEN
(Preparatory International
Standardised Of School)
Jl.DR.Soetomo No.04 Telp/Fax
(0271)891316 SRAGEN 57212
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Puji syukur saya panjatkan atas
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia dan
ilmu-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, saya juga menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya diberikan kepada yang
terhormat:
- Bapak Yulianto M.Pd, selaku Pengampu atau Guru Otomotif SMK Negeri 2 Sragen, yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan segala kesabaran dan dorongannya, sehingga makalah ini dapat selesai,
- Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Seperti pepatah, “Tiada Gading yang Tak Retak”,
Penulisan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, sehingga saya senantiasa
mengharap segala saran maupun kritikan yang membangun dari segala pihak.
Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan referensi
pemikiran atau memperluas cakrawala dunia ilmu pengetahuan.
Wa’alaikumsalam
wr.wb.
Penyusun
BAB 1
A. PENDAHULAUAN
Makalah ini disusun dari sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan dan akurat. Makalah ini mengulas tentang sensor system
efi. Sesuai dengan perkembangan dunia Otomotif saat ini bahwa kendaraan
dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan pengendaranya.Didalam
system efi jauh lebih menguntungkan daripada system konvosional, semua
pergerakan mesin dan mekanisnya diatur secara cermat dan akurat.
Sesuai dengan isi makalah ini saya harap dapat
menyajikan contoh-contoh maupun uraian materi tentang sensor kendaraan efi.
Makalah ini saya susun sesuai perkembangan dunia pendidikan khususnya mata
diklat otomotif. Semoga makalah yang saya susun ini dapat memberi pengetahuan
pada pihak-pihak yang membaca khususnya pada dunia pendidikan kejuruan otomoif.
Makalah ini
disusun dengan berbagai sumber dan data yang dapat dipertanggungjawabkan.Yang
berisikan pengulasan tentang sensor system efi.Sejalan dengan perkembangan
dunia otomotif saat ini, kendaraan dirancang.
B. LATAR
BELAKANG MASALAH
Karburator adalah sebuah alat yang
mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator
pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan
dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János
Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah
Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali
bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan
saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di
Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan
mesin pembakaran dalam (Internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang
didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun
ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan
juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu
menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini
merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif.Karburator
umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-an.
Setelah banyak kontrol elektronik
digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan oleh sistem
injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain
untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic
Fuel Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara
elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor
bensin.Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila
dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi bahan bakar juga dapat
mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam
proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal,
elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun
sekitar 1980 mulai banyak menggunakan sistem elektronik.Sistem elektronik
modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit
kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk menghitung jumlah bahan
bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan bakar dapat meningkatkan
efesiensi bahan bakar dan mengurangipolusi, dan juga memberikan tenaga keluaran
yang lebih.
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang
mengerti tentang perbedaan sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel
Injection) dan kebanyakan orang mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu
bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar dari pada sistem karburator.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
yang
semakin pesat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan
dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan.
Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia
pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan
dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.
semakin pesat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan
dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan.
Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia
pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan
dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam
penyelenggaraan pendidikan khususnya dibidang teknik mesin khususnya otomotif
Aplikasi Sistem Pengaturan Elektronik pada kendaraan telah demikian
pesatnya, seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan global yang
mensyaratkan baik aspek pemenuhan pengguna teknologi maupun aspek dampak
lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan modern dengan Advance
Technology memiliki kelebihan/keunggulan yang mampu meningkatkan antara lain:
- Unjuk kerja
- Efisiensi penggunaan bahan bakar
- Penanggulangan dampak lingkungan
- Kenyamanan dan keamanan
Kendaraan
dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan konvensional
memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri dari
beberapa komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit
Actuator.
C. PEMBATASAN
MASALAH
Pembatasan masalah dilakukan agar pembicaraan masalah
tentang sensor efi, lebih terfokus, terarah, dan tidak menyimpang dari pokok
masalah. Pada masalah ini saya membatasi masalah yang akan kita bahas antara
lain :
Mesin dengan karburator konvensional,jumlah bahan bakar yang diperlukan
oleh mesin diatur oleh karburator.Pada mesin modern dengan menggunakan sistem
EFI maka jumlah bahan bakar di atur (dikontrol)lebih akurat oleh komputer
dengan mengirimkan bahan bakarnya kesilinder melalui injktor.
Sistem EFI
menentukan jumlah bahan bakar yang optimal(tepat)disesuaikan dengan jumlah dan
temperatur udara yang masuk,kecepatan mesin,temperatur air pendingin,posisi
katup throttle pengembunan oxygen di dalam exhaust pipe,dan kondisi penting
lainnya.Komputer EFI mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada
saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal
berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin.Sistem EFI menjamin perbandingan
udara dan bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada
setiap saat.
Ø Definisi EFI
(Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis
atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator
yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Firstiawan (2010) menyimpulkan bahwa “eletronic Fuel Injection
(EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang
saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”.
Ifan (2011) menarik kesimpulan
tentang definisi EFI pada kutipan berikut,
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan
untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai
diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai
dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi
elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu
(K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap
saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang
lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu
penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga
dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection),
PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan
sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai
dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi
Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah
PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem
EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power)
yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin,
pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun
(emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi
ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak
terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI
pada kutipan berikut,
Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota
sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun
1981 pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa
mobil Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang
digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI
yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan
campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat
kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan
sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar
injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim
lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan yang terletak pada
tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang menggunakan
karburator.
Ø EFI multiport
Edie (2011)
menarik kesimpulan tentang definisi EFI multiport pada kutipan berikut,
Saat ini yang banyak digunakan adalah cara kerja multi port, karena
penyemprotan yang langsung ke intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang
paling ideal maka dibutuhkan pertama campuran bahan bakar dan udara yang
homogen dan kedua saat pengapian yang tepat. Pada mesin mobil yang dilengkapi
dengan EFI, bahan bakar dan udara diatur sebaik-baiknya oleh perangkat
elektronik yang dinamakan Electronic Control Unit. Begitu kaki Anda menekan
pedal gas, air flow meter akan mengirimkan sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah
data kemudian memerintahkan/mengatur berapa banyak bahan bakar yang perlu
disemprotkan ke depan intake port setiap silinder, dan sudah dalam bentuk kabut
serta di langkah isapnya mesin. Letak injektor yang tepat di depan saluran
masuk ke ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang sudah bercampur
menjadi homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.
Ø Prinsip Kerja Sistem EFI
Ifan (2011) menyimpulkan tentang prinsip kerja sistem EFI pada kutipan
berikut ini,
Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu
sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan
tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem
EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan
bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet
valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah
hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar.
Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang
disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang
tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu
atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang
bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai
dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
Ø Konstruksi Dasar Sistem EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar
(fuel system)
Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai ke ruang bakar. Sistem ini terdiri dari tangki bahan bakar
(fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter),
pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure
regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini
berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan
/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut
adalah sebagai berikut:
- Fuel suction filter berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
- Fuel pump module berfungsi untuk memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
- Fuel pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.
- Fuel feed hose berfungsi untuk slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
- Fuel Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan
tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik
tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan
mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan
bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.
b) sistem kontrol
elektronik (electronic control system)
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle
Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT
(Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini
juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen
tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan
mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini
juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan
engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol
elektronik antara lain sebagai berikut;
- ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
- MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
- IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
- TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
- Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
- Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
- Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor.
Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang
dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas.
Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok?
Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya
melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat
menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam
bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550,
tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa
sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga
komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya
digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft
position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa
diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk
mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature
sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun
demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor
dipasang.
c) sistem
induksi/pemasukan udara (air induction system)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk
pembakaran. Sistem ini terdiri atas: air cleaner, air flow meter, throttle
body, dan air valve. Udara bersih dari
saringan udara (air cleaner)masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate,besarnya
pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake
chamber.besarnya udara yang masuk kintake chamber ditentukan oleh lebarnya
katup throttle terbuka.Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian keruang
bakar(combustion chamber)bila mesin dalam keadaan dingin,air valve megalirkan
udara langsung keintake camber dengan membypass throttle.Air valve mengirimkan
udara secukupnya keintake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle,tanpa
memperhatikan apakah throttle dalam keadaan membuka atau tertutup.Jumlah udara
yang masuk dideteksi oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure
sensor(D-EFI)
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada
setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan,
tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja
mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen
sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan
untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi
kerja mesin akan semakin sempurna.
Ø Macam
Macam Sistem Efi
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang
dihisap dan untuk megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan
udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada
sistem L-EFI
1)
Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold
dan kemudian melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan
udara dan jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem
D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut “D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch.
Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang
Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
2)
Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur
jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold. Airflow meter mengukur
jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian
bahan bakar lebih tepat dibandingkan sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.
Ø Perawatan Mesin Sistem Efi
- Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan,
suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama
disebabkan oleh:
Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina) - Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
- Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
- Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
- ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
- Melepas aki dengan cara yang tidak benar
- melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan
sopyanansori (2010) menyimpulkan cara perawatan mesin sistem efi pada
kutipan berikut,
- Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar “Check Engine” pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda;
- Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah hubungi mekanik anda;
- Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
- Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur teramat tinggi;
- Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
- Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala;
- Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi ` setiap 5.000km atau lebih sering. Gunakan busi tipe R,yaitu yang menggunakan resistor;
- Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
- Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima
- Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
- Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas;
- Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
- Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service;
- Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
- Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital, dll. Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU;
- Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU.
Ø Kelebihan Sistem EFI
Beberapa tahun terakhir ini, telah banyak
pabrikan kendaraan mengaplikasikan teknologi injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa
produsen otomotif memberi namanya macam-macam dan memberi kesan canggih, namun
tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa kelebihan sistem ini jika
dibandingkan dengan karburator ?.Teknologi EFI (Electronic Fuel Injection)
sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai teknologi yang terbaru, karena
teknologi ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan EFI sebenarnya baru
diterapkan pada kendaraan keluaran dasawarsa 1990-an.Sebagaimana dijelaskan
Achmad Rizal R, seorang yang mengerti tentang product planning, penggunaan EFI
saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger car). Baru di akhir 1990-an
dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV ikut mengadopsi.
Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI, ECFI,
T-DIS, VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah
itu kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual
produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
Ø
MACAM MACAM SISTEM EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk
megontrol penginjeksian baan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap
siukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau
dengan airflow meter pada sistem L-EFI
1) Sistem D-EFI
(Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian
melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan
jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak
begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI
2) Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang
mengalir melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan
sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih
tepat dibandingkan sistem D-EFI.
Ø SUSUSNAN DASAR
SISTEM EFI
Sistem EFI dapat dibagi menjadi 3 sistem fungsional yaitu: sistem bahan
bakar(fuel system), sistem induksi udara( air induction system), dan sistem
pengontrol elektronik (electronic control system). Sistem EFI terdiri dari
sistem injeksi bahan bakar(fuel injection system) dan sistem koreksi injekdi (
injection corrective system).
1. SISTEM BAHAN
BAKAR
Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan
tekanan ke saringan bahan bakar yang tela disaring dikirim ke injektor dan cold
starter injetor.
Tekanan dalam saluran bahan bakar(fuel line)dikontrol oleh preassure
regulator.kelebihan bahan bakar dialirkan kembali ketangki melalui return
line.getaran pada baan bakar yang disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam
oleh pulsation damper.
Bahan bakar
diinjeksikan oleh injektor kedalam intake manifold sesuai dengan injection
signal dari EFI komputer.Cold star injector menginjeksikan bahan bakar langsung
ke air intake chamber saat cuaca dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan
mudah.
ALIRAN BAHAN BAKAR
2. SISTEM INDUKSI
UDARA(AIR INDUCTION SISTEM)
Udara bersih dari saringan udara (air cleaner)masuk ke airflow meter dengan
membuka measuring plate,besarnya pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran
udara yang masuk ke intake chamber.besarnya udara yang masuk kintake chamber
ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka.
Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian keruang bakar(combustion
chamber)bila mesin dalam keadaan dingin,air valve megalirkan udara langsung
keintake camber dengan membypass throttle.Air valve mengirimkan udara
secukupnya keintake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle,tanpa
memperhatikan apakah throttle dalam keadaan membuka atau tertutup.Jumlah udara
yang masuk dideteksi oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure
sensor(D-EFI)
3.
SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Pengontrol Elektronik ( Electronic Control System) termask sensor-
sensor ( untuk mendeteksi kondisi kerja mesin) dan komputr yang menentukan
ketetapan jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai dengan signal yang diterima
dari sensor-sensor.
Sensor-sensor ini mengukur jumlah udara yang dihisap, beban mesin, temperatur
air pendingin, tempertaur udara, saat akselerasi atau deselerasi kemudain
mengirim signal ke komputer. Komputer menghitung dengan tepat jumla
penginjeksian bahan bakar atas dasar signal tadi, dan mengirimkan signal
penginjeksian yang diperlukan ke injektor-injektor..
Electronikc injektion System pada beberapa mesin dilengkapi dengan tahanan
(resistor) dalam injektion sircuitnya untuk mencegah terjadinyapanas dan
menstabilkan kerjanya injektor.
Colt star injektor bekerja ketika mesin di star pada saat dingin dan
lamanya dikontrol oleh timer switch.Pada sircuit komputer pada system EFI
dilengkapi dengan maen relay untuk mencegah turunnya tegangan.Sistem pompa
bahan bakar pada sistem EFI juga dilengkapi dengan relay. Relay ini ahkan
bekerja ketika mesin berputer dan mematikan pompa pada saat mesin mati.
Ø Komponen-komponen
dasar EFI
Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun
secara garis besar terdapat komponen-komponen berikut.
1. ECU –
Electrical Control Unit
Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari
sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk
2.
Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan
3.
Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi)
4.
Temperature Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM lebih
banyak.
5.
Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin,
udara bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua
lampu depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
6.
Intlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara
dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak
7.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
8.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang
membutuhkan buka INJECTOR.
9.
Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan
besar membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
10.
Fuel Injector / Injector
Gerbang
akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam mesin,
membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU
11. Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di
lampu merah dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
12.
Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan
kondisi mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION,
INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.
a.Sensor
Engine Control Temperature (ECT)
b. Sensor
Throttle Position Sensor (TPS)
c. Sensor
Air Flow Meter (Sensor Udara Masuk)
d. Sensor
Manifold Absolute Pressure (MAP)
e. Sensor
Sensor Gas Buang
f. Sensor
Putaran
g. Sensor
Knoking
Ø MANFAAT
Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk,
meningkatkan pengetahuan tentang sistem sensor efi bagi saya khususnya dan bagi
para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya buat agar dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan kepada saya. Dengan pembahasan yang akan kita bahas bisa kita
jadikan wawasan bahwa dunia otomotif itu sangatlah luas.Semoga dengan adanya
pembahasan tentang system sensor efi, ini semua yang membaca bisa faham dan
mengerti cara kerjanya dan mampu mengaplikasiaknnya.
BAB 2
A. KAJIAN TEORI
Ø Definisi Sistem Karburator
Karburator adalah tempat mencampur bensin dan
udara.Karburator salah satu bagian terpenting dari sebuah kendaraan.
Elxotru (2010) menyatakan bahwa “karburator merupakan salah satu bagian
penting dari sistem pembakaran internal alami mesin (normally aspirated
engines) berbahan bakar bensin dan sejenisnya yang pertama kali dirancang
oleh Karl Friedrich Benz, seorang insinyur berkebangsaan Jerman pada tahun
1885”.
Arifianto (2010) menarik kesimpulan tentang pengertian karburator pada
kutipan berikut ini,
Karburator merupakan bagian yang penting pada sepeda
motor. Hampir semua sepeda motor menggunakan karburator karena umumnya sepeda
motor menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Karena itu karburator yang
baik harus mampu membuat gas yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan mesin
pada setiap tingkat penggunaan dan kecepatan putaran mesin. Untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna dibutuhkan perbanbingan bensin dan udara dalam
percampuran gas, menurut teoritis adalah 1:15. Artinya 1 gram bensin harus
dicampur dengan 15 gram udara.Apabila perbandingan campurannya lebih dari 1:15
maka biasanya dikatakan campuran miskin contoh 1:18. Apabila perbandingan
campuran kurang dari 1:15 maka dikatakan campuran kaya contoh 1:12. Didalam
praktek pada umumnya digunakan campuran kaya, ini untuk mendapatkan daya mesin
yang lebih besar (boros mesin). Dan dengan sebaliknya apabila menghendaki bahan
bakar yang ekonomis maka bisa digunakan campuran miskin. Untuk campuran miskin
ini biasa digunakan pada mesin 4 tak karena gerakan motor ini tak secepat kerja
motor 2 tak.
Ø Fungsi Karburator
Elxotru (2010) menyatakan bahwa “fungsi utama karburator ialah mencampur
bahan bakar dengan udara/oksigen agar supaya bisa terbakar dengan baik dalam
ruang pembakaran. ... sebagai alat pengontrol jumlah bahan bakar dan udara yang
akan masuk ke dalam ruang pembakaran ...”.
Mbobs (2011) menerangkan bahwa “karburator sendiri berfungsi sebagai tempat
bercampurnya udara dan bahan bakar,yang nantinya hasil pencampuran udara dan
bahan bakar akan di kabutkan/di semprotkan ke ruang bakar. ...”.
Yans (2010) berpendapat bahwa “fungsi karburator ialah mengatur
perbandingan campuran udara dan bahan bakar,menjadikan campuran tersebut
menjadi kabut,dan menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan
kecepatan dan beban motor yang berubah-ubah”.
Arifianto (2010) menerangkan bahwa “karburator berfungsi untuk mencampur
bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tertentu sehingga menjadi gas
pembakar yang dibutuhkan oleh mesin motor”.
Ø Komponen –
Komponen Karburator dan fungsinya
Arifianto
(2010) menjelaskan komponen-komponen karburator dan fungsinya pada kutipan
berikut,
- Mangkok karburator ( float chamber )berfungsi untuk menyimpan bensin pada waktu belum digunakan.
- Klep / Jarum Pelampung berfungsi untuk mengatur masuknya bensin kedalam mangkok karburator.
- Pelampung ( float ) berfungsi untuk mengatur agar tetapnya bahan bakar didalam mangkok karburator.
- Skep / Katup Gas berfungsi untuk mengatur banyaknya gas yang masuk kedalam silinder.
- Pemancar Jarum ( main jet / needle jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.
- Jarum Skep / Jarum Gas ( jet needle ) berfungsi untuk mengatur besarnya semprotan bensin dari main nozzle pada waktu motor di gas.
- Pemancar besar / induk ( main jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas full ( tinggi ).
- Pemancar kecil / stasioner ( slow jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu langsam / stationer.
- Sekrup Gas / Baut Gas ( throttle screw ) berfungsi untuk setelan posisi skep sebelum di gas.
- Skrup udara / baut udara ( air Screw ) berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.
- Katup Cuk ( choke valve ) berfungsi untuk menutup udara luar yang masuk ke karburator sehingga gas menjadi kaya digunakan pada waktu start.
Ø Cara Kerja Karburator
Pendidikan
(2011) menyatakan prinsip atau cara kerja karburator pada kutipan berikut,
Pada waktu
sepeda motor dihidupkan piston dalam silinder melakukan langkah hisap, hisapan
ini membuat udara dari luar masuk ke dalam karburator. Kecepatan udara mengalir
melewati spuyer kecil, sehingga mengakibatkan tekanan udara mejadi rendah,
akibatnya bensin dalam ruang pelampung ikut terhisap naik keluar melalui spuyer
kecil.Bensin yang naik keluar bercampur dengan udara menjadi kabut/gas yang merupakan
campuran udara dengan bensin. Gas ini akan masuk ke dalam ruang bakar di mesin
untuk kemudian dibakar. Prinsip kerja karburator sebenarnya hampir mirip dengan
semprotan obat nyamuk.
Arifianto
(2010) menerangkan cara kerja karburator pada kutipan berikut,
Pada waktu
mesin di hidupkan silinder mengadakan gerak isap maka isapan tersebut mengisap
udara luar masuk ke dalam motor melalui spoeyer/jet, maka tekanan udara di
permukaan jet rendah dan dari dalam spoeyer tadi memancarkan bensin. Sedangkan
pancaran tersebut berupa kabut bensin/atomisasi yang disebabkan oleh adanya
udara yang mengalir melalui saluran udara ke masing-masing spoeyer. Baik itu
merupakan slow jet atau main jet. Sehingga dengan mudah bercampur udara menjadi
gas yang diperlukan oleh motor dan pencampuran ini disebut venture. Dan inilah
cara kerja karburator pada umumnya baik pada putaran mesin rendah maupun
tinggi.
Ø Engine Control Temperature (ECT)/Sensor Temperatur
Mesin dan Intake Air Temperature
ECT
berfungsi untuk mendeteksi suhu air pendingin pada mesin
Ø (IAT)/Temperatur udara masuk
IAT berfungsi
untuk mendeteksi suhu udara yang masuk
Cara
Kerjanya:
Sensor yang dihubungkan seri dengan
tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tegangan pada sensor berubah (karena
temperature), maka tegangan yang ke ECU juga berubah. Tegangan kerja adalah 4,5
s/d 0,2 Volt, dari dingin ke panas
Ø Throttle
Position Sensor (TPS)
TPS berfungsi
untuk mengetahui derajat pembukaan katup gas dan mengontrol jumlah udara yang
masuk. Sensor ini terbuat dari bahan Karbon arang. Range kerjanya adalah dalam
% pembukaan katup gas (0 % = 0,5 Volt ----- 100 % = 4,7 Volt). Cara kerjanya:
Tegangan 5 Volt dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat
perbandingan tegangan yang berasal dari perbandingan tahanan, sehingga
mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt.
Ø Air Flow
Meter (Sensor Udara Masuk)
Air flow meter
berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk, dan ini dipakai pada system
injeksi jenis L-EFI.
1.
Jenis-jenis Air Flow Meter
a. Sensor Flap
(impact pressure) Air Flow Sensor LMM
Jenis ini
terbuat dari tahanan geser (karbon arang). Cara kerjanya: pedal ditekan untuk
membuka katup gas. Udara diisap oleh pengukur jumlah udara. Pengukur aliran
udara memberikan informasi utama secara elektris ke unit pengontrol
elektronika.
b. Sensor Massa
Udara (Kawat dan Film Panas)
Jenis ini terbuat dari bahan kawat
panas (platinum), Thermister, Metallic Film. Prinsip kerjanya: kawat panas
dijaga pada temperature tetap dirangkai dengan termistor . Suatu aliran udara
akan menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangkaian elektronik akan
mempertahankan temperature pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersamaan,
rangkaian elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan
mengeluarkan sinyal tegangan sebanding dengan aliran arus.
c. Karman
Vortex
Jenis Karman Vortex terbuat
dari bahan Photo Coupler (LED dan Photo Transistor). Cara kerjanya: Udara yang
masuk dibuat pusaran oleh pembentuk pusaran udara dan distabilkan oleh plat
penstabil pusaran udara, kemudian diukur melalui pemancar dan penerima
gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi
tinggi pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangnan yang
diterima oleh computer.
Ø Manifold
Absolute Pressure (MAP)
Fungsi MAP sensor adalah untuk mengetahui tekanan
udara yang masuk. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk setelah katup
gas dan digunakan pada mesin injeksi jenis D-EFI.
Cara kerja MAP: Piezo Resistive adalah bahan yang
nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezo resistive dibuat
diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai membrane antara ruangan vacuum (0,2
bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubungan dengan intake manifold.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake
manifold berakibat perubahan lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah
sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. MAP sensor mengeluarkan tegangan paling
tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi (kunci kontak “ON”
mesin “MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula
sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi
(perlambatan)
Ø Vehicle-down
Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin
hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk
keamanan dan keselamatan. Electronic Fuel Injection memang lebih unggul
dibanding karburator, karena dapat menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan
mesin standar. ECU diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model
sepedamotor, di dalam ECU terdapat tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector
sesuai kondisi mesin standar. Jika ada perubahan dari kondisi standar
misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada pengukur tekanan udara
(inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya
sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture).
Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI
adalah pengurangan kadar emisi gas buang beracun. Untuk mesin modifikasi
memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan dengan:
- Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU – hanya dimiliki oleh ATPM atau dealer.
- Piggyback alat tambahan diluar ECU – bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
- Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi, sesuai kondisi sirkuit.
Ø Camshaft
Sensor
Memberi
masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan buka
INJECTOR.
Ø ECU –
Electrical Control Unit
Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat
masukkan/input dari sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output
untuk saat dan jumlah injeksi, saat pengapian.
BAB 3
A.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
masing-masing sensor efi mempunyai kegunaan yang berbeda, yang diatur oleh satu
otak yaitu ECU. Semua sensor dkendalikan oleh ECU sehingga mesin dapat bekerja
sempurna. Di jaman sekarang ini teknologi sangatlah berkembang pesat dimana
semua nya sudah dirancang dengan teliti, sangat bagus, dan dapat memudahkan
pekerjaan manusia. Pada dasarnya suatu penemuan itu akan terus dikembangkan
agar dapat menjadi penemuan-penemuan yang baru, tentunya penemuan yang baru itu
akan menghasilkan sesuatu kenyamanan yang berbeda atau lebih. Pembahasan kali
ini adalah menjadi sebuah bukti bahwa kemajuan teknologi sangatlah pesat,
khususnya dunia tomotif ( transportasi ). Jadi kita harus dapat mengingikuti
perkembangan teknologi yang sangat pesat ini agar bangsa kita tidak semakin
terpuruk. Bangsa yang lain sudah bisa membuar kendaraan berat seperti yang kita
bahas. Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya sendiri
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar